Kamis, 10 September 2009

BAB III bakso malang Kota "Cak Eko"

BAB III
STUDY KASUS

I. Exiting
a Komparator
Sebagai komparator bakso Cak Eko adalah waralaba / Frandchise KFC, karena KFC dan bakso Cak Eko memiliki kesamaan yitu, sama – sama merupakan waralaba / Frandchise yang menawarkan makanan siap saji.
1. Profil KFC
PT Fastfood Indonesia Tbk. adalah pemilik tunggal waralaba KFC di Indonesia, didirikan oleh Gelael Group pada tahun 1978 sebagai pihak pertama yang memperoleh waralaba KFC untuk Indonesia. Perseroan mengawali operasi restoran pertamanya pada bulan Oktober 1979 di Jalan Melawai, Jakarta, dan sukses outlet ini kemudian diikuti dengan pembukaan outlet-outlet selanjutnya di Jakarta dan perluasan area cakupan hingga ke kota-kota besar lain di Indonesia antara lain Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, dan Manado. Keberhasilan yang terus diraih dalam pengembangan merek menjadikan KFC sebagai bisnis waralaba cepat saji yang dikenal luas dan dominan di Indonesia.
Bergabungnya Salim Group sebagai pemegang saham utama telah meningkatkan pengembangan Perseroan pada tahun 1990, dan pada tahun 1993 terdaftar sebagai emiten di Bursa Efek Jakarta sebagai langkah untuk semakin mendorong pertumbuhannya. Kepemilikan saham mayoritas pada saat ini adalah 79,6% dengan pendistribusian 43,8% kepada PT Gelael Pratama dari Gelael Group, dan 35,8% kepada PT Megah Eraraharja dari Salim Group; sementara saham minoritas (20,4%) didistribusikan kepada Publik dan Koperasi.
Perseroan memperoleh hak waralaba KFC dari Yum! Restaurants International (YRI), sebuah badan usaha milik Yum! Brands Inc., yaitu sebuah perusahaan publik di Amerika Serikat yang juga pemilik waralaba dari empat merek ternama lainnya, yakni Pizza Hut, Taco Bell, A&W, dan Long John Silvers. Lima merek yang bernaung dibawah satu kepemilikan yang sama ini telah memproklamirkan Yum! Group sebagai fast food chain terbesar dan terbaik di dunia dalam memberikan berbagai pilihan restoran ternama, sehingga memastikan kepemimpinannya dalam bisnis multi-branding. Untuk kategori produk daging ayam cepat saji, KFC tak terkalahkan.
Memasuki 28 tahun keberhasilan Perseroan dalam membangun pertumbuhannya, posisi KFC sebagai pemimpin pasar restoran cepat saji tidak diragukan lagi. Untuk mempertahankan kepemimpinan, Perseroan terus memperluas area cakupan restorannya dan hadir di berbagai kota kabupaten tanpa mengabaikan persaingan ketat di kota-kota metropolitan. Perseroan baru saja meresmikan pembukaan outlet KFC yang ke 300 di Cireundeu pada bulan Oktober 2007, bertepatan pada bulan yang sama ulang tahun KFC Indonesia yang ke 28. Perseroan mengakhiri tahun 2007 dengan total 307 outlet termasuk mobile catering, yang tersebar di 78 kota di seluruh Indonesia, mempekerjakan total 11.835 karyawan dengan hasil penjualan tahunan di atas Rp. 1,590 triliun.
Produk unggulan Perseroan, Colonel’s Original Recipe dan Hot & Crispy, tetap merupakan ayam goreng paling lezat berdasarkan berbagai survei konsumen di Indonesia. Sebagai produk unggulan lainnya, dalam beberapa tahun ini Perseroan juga menawarkan Colonel Burger, Crispy Strips, Twister, dan yang baru-baru ini diluncurkan, Colonel Yakiniku. Selain produk-produk unggulan ini, KFC juga memenuhi selera lokal dengan menu pilihan lain seperti Perkedel, Nasi, Salad, dan Sup KFC. Untuk memberikan produk bernilai tambah kepada konsumen, berbagai menu kombinasi hemat dan bermutu seperti Super Panas dan KFC Attack terus ditawarkan. Perseroan juga meluncurkan ‘Goceng’, yakni beberapa varian menu seharga Rp. 5.000, untuk semakin menghadirkan penawaran bernilai tambah kepada konsumen dan memberikan sesuatu yang berbeda dari merek KFC.
Perseroan senantiasa memonitor posisi pasar dan nilai KFC secara keseluruhan, mengevaluasi berbagai masukan dari konsumen untuk meningkatkan kualitas produk, layanan, dan fasilitas yang tersedia di KFC. Semua informasi ini diperoleh melalui survei rutin yang disebut Brand Image Tracking Study (BITS) dan CHAMPS Management System (CMS), yang dilakukan oleh perusahaan survei independen. BITS adalah survei untuk mengetahui persepsi konsumen dan brand image KFC sebagai acuan dari merek utama lainnya di bisnis restoran cepat saji. Hasil dari BITS menunjukkan bahwa KFC secara konsisten masih menempati posisi tertinggi di benak konsumen untuk ‘Top of Mind Awareness’, dibandingkan dengan merek utama lainnya. CMS adalah survei untuk menilai langsung kualitas produk, layanan, dan fasilitas yang tersedia di KFC, dibandingkan dengan yang diharapkan.
Kinerja Perseroan dalam pertumbuhan penjualan same store menjadikannya salah satu KFC franchise market terbaik di Asia dengan pertumbuhan rata-rata 8,5% pada tahun 2007 dan akan terus mempertahankan posisi ini. Pengembangan merek yang kontinyu melalui strategi pemasaran yang inovatif, keunggulan operasional, dan pertumbuhan dua digit yang konsisten dalam penjualan dan pengembangan restoran, telah menganugrahi Perseroan berbagai penghargaan dari Asia Franchise Business Unit dari Yum! Restaurants International.
Perseroan berkomitmen tinggi untuk mempertahankan visi kepemimpinan dalam industri restoran cepat saji, dengan terus memberikan kepuasan ‘Yum!’ di wajah konsumen. Dukungan dari para pemegang saham, keahlian manajemen yang terbina baik, dedikasi dan loyalitas karyawan, dan yang terpenting adalah kontinuitas kunjungan konsumen, memastikan Perseroan dapat mencapai visi ini. Perseroan percaya bahwa dengan menciptakan dan mengembangkan budaya yang mendalam dan kuat dimana setiap karyawan memberikan perbedaan, menghidupkan ‘Customer and Sales Mania’ di restoran-restoran KFC, memberikan perbedaan merek KFC yang sangat kompetitif, menjalin kesinambungan proses dan hubungan antar karyawan, dan meraih hasil-hasil yang konsisten, akan secara pasti membangun KFC bukan saja menjadi merek yang paling digemari di Indonesia, juga KFC sebagai sebuah perusahaan yang hebat.
2. Layanan KFC
Informasi Waralaba KFC
Layanan Pesan Antar
Layanan KFC Catering
Layanan Chaki Club
Layanan Imfoline
Info Halal
Standarisasi Keamanan
Voucher Soexho
KFC go to organic
3. Promo KFC
Colonel Yakiniku
Promo Goceng
KFC Attack
Wing Bucket
Foam Party
Bubur Ayam
Free Ice Cream
KFC Coffee
KFC Power B’Fast
KFC Sahur Attack
KFC Pepsi Ramadhan
Grean Tea
Free Merchandise
KFC Krusher A
KFC Krusher B
Bucket Gift & Voucher
Super Panas Jumbo
KFC Midnight Attack
KFC Hot Black Pepper
4. Potitioning Waralaba KFC
KFC merupakan waralaba / Frandchise yang menawarkan makanan siap saji yang terus memberikan kepuasan ‘Yum!’ di wajah konsumen dan mengembangkan budaya yang mendalam dan kuat dimana setiap karyawan memberikan perbedaan, menghidupkan ‘Customer and Sales Mania’ di restoran-restoran KFC.

b Kompetitor
Sebagai Kompetitor Bakso Cak Eko adalah bakso Cak Man dan Waralaba Frandchise My Bakso. Bakso Cak Eko dan Bakso Cak Man sama-sama Merupakan Bakso Asal Kota Malang yang merupakan waralaba Frandchise.
1. Bakso Cak Man
“BaksoKota Cak Man” telah memiliki brand-name yang kuat. Hal ini terbukti dari :
• Satu-satunya perusahaan penjual bakso yang memiliki 11 outlet hanya di Malang saja, yang kotanya relatif tidak besar. Hal ini menunjukkan bahwa produknya telah memenuhi cita-rasa masyarakat luas,
• Masyarakat Malang pada umumnya menjamu tamu, kerabat atau relasi bisnisnya yang berasal dari daerah lain untuk menikmati kelezatan Bakso Kota Cak Man, termasuk beberapa selebritis ibukota (komentar dan tanda-tangan para selebritis diabadikan dalam beberapa pigora ditempelkan pada dinding di gerai-pusat), dan
• Banyak mahasiswa berasal dari berbagai daerah lain yang telah menyelesaikan kuliah pada 3 PTN (Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, Universitas Islam Negara Malang) dan beberapa PTS terkenal termasuk beberapa Balai Pendidikan & Latihan Kerja (BPLK) milik pemerintah, kembali ke daerahnya masing-masing atau mereka bekerja tersebar di kota-kota besar seluruh Indonesia telah mengenal rasa dan menjadi fanatik terhadap “Bakso Kota Cak Man” meskipun berasal dari berbagai etnis. Artinya, kelezatan “Bakso Kota Cak Man” telah terbukti dapat memenuhi selera konsumen dari berbagai kalangan baik tua-muda, beragam profesi dari mulai pelajar-mahasiswa, pebisnis sampai selebritis. Dengan kata lain, peluang pasar Bakso Kota Cak Man tidaklah diragukan lagi terutama untuk ibu kota provinsi atau kota besar lainnya, kota-dagang dan kota-pelajar.
2. My Bakso
Waralaba / Franchise My Bakso pertama hadir di Surabaya pada Juni 2007 dan mulai Bulan Januari 2008 membuka kesempatan kerjasama dengan sistem Franchise.
Visi berdirinya waralaba My Bakso adalah menciptakan bakso dengan citra rasa dan kwalitas tinggi tetapi dengan Harga Kaki Lima.
Seperti yang kita ketahui saat ini banyak bakso yang berkwalitas tetapi harga jualnya sangat mahal, sehingga tidak semua lapisan masyarakat mampu membelinya. Sedangkan banyak juga bakso yang harganya terjangkau tetapi kwalitasnya kurang.
Untuk menjawab tantangan itulah maka waralaba My Bakso hadir dengan produk berkwalitas tinggi, higienis dengan harga jual sangat terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
a. Potitioning My Bakso
My Bakso memposisikan dirinya sebagai Bakso yang berkwalitas dengan harga yang relatif murah.

Penerapan Segitiga PDB (Positioning Differensiasi Branding)
Elemen pertama dari konsep Segitiga PDB adalah positioning, yaitu bagaimana subyek/ perush mampu secara tepat memposisikan diri di benak pelanggan atau target pasar. Kedua adalah differensiasi yaitu bagaimana perush mamp menopang positioning yang tepat tersebut dengan differensiasi yang kokoh. Dan ketiga adalah branding yaiyu bagaimana perush membangun ekuitas mrk diri secara berkelanjutan.

1. Positioning
Penerapan segitiga PDB dalam pengolahan bisnis Cak Eko pertama tama adalah memposisikan diri dengan jelas di benak pelanggan. Dengan tujuan tak lain agar subyek memiliki identitas yang jelas di benak pelanggan. Positioning yang dibangun adalah janji kepada pelanggan. Contohnya adlah cak Eko membangun sebuah positioning bisnisnya yakni sebagai produsen bakso instan, yang memiliki cita rasa yang khas.
Selain itu segmen yang disasar adalah keluarga dengan taraf ekonomi menengah kebawah sehingga target pasarnya luas ke daerah-daerah pedesaan maupun perkotaan yang notabene sebagian besar adalah penikmat makanan tradisional tsb. Yakni bakso. Dengan itu bakso Cak Eko meskipun tidak hanya menjual produk bakso saja tetapi juga menjual produk bakmi, nasi goreng, mie ayam tetapi perusahaan cak Eko tidak ingin dipresentasikan sebagai penjual banyak macam makanan khas tradisional, tetapi ingin diposisikan sebagai penjual bakso khas dengan cita rasa berkualitas. Dengan produk utama maupun menu andalan bakso dan walaupun dengan berbagai tawaran menu yang lain para pelanggan cak eko tetap mengenali bisnis cak eko sebagai penjual bakso khas malang.
2. Differensiasi
Differensiasi pada bakso cak Eko terletak pada produknya yakni bakso malang instant yang khas, yang rasanya tidak ditemukan ditempat lain karena racikan bumbunyaberasal dari sumber produksi yang sama. selain itu cak Eko juga mampu menempatkan strategi marketingnya dalam pendistribusian produknya berupa franchise yang notabene bakso adalah sebuah makanan tradisional yang memiliki image jajanan berkualitas rendah yang tercitra dari tempat produksinya yakni gerobak dorong atau toko kelontong yang kumuh menjadi memposisikan bakso sebagai jajnan berkualitas tinggi terlihat dari banyaknya restoran yang nyaman dan mampu dijangkau oleh ekonomi kelas menengah kebawah. Selain itu cak Eko memiliki kemampua dalam menjaga semangat karyawannya untuk memberikan pelayanan yang maksimal bagi pelanggan dengan cara melalui training soft skill yang dilakukan secara intensif.
3. Branding
Kalau sebuah produk sudah memposisikan dirinya secara tepat di benak target pasarnya, kemudian dia mampu untuk mem-backup-nya dengan differnsiasi yang kokoh, maka hasilnya adalah ekuitas merk yang kokoh pula. Ini bisa kita lihat dari produk bakso cak Eko yang dengan cepat membangun ekuitas merk-nya melalui Track record berbagai penghargaan yang pernah ia raih sebagai pengusaha franchise paling berprospek tahun 2008 oleh departemen Perindustrian RI maupun prestasi yang lain. Dan Bakso Cak Eko terus mengembangkan usahanya di berbagai wilayah di Indonesia untuk membangun merknya (Brandingnya) sebagai sebuah perusahaan bakso instant khas melang.
Perancangan Komunikasi Visual Pada Strategi dan Perencanaan Media
Bakso cak Eko memiliki strategi dalam pemanfaatan media untuk membranding produknya maupun tempat franchisenya. Dengan branding perusahaan nya dengan warna yang khas yakni dengan warna hijau kuning dan merah di semua franchisenya. Tetapi produknya masih terhandle media dengan sistem grafik yang baik. Seperti dalam hal:
fasilitas perlengkapannya: gelas, piring, mangkuk, celemek, meja, kursi dll.
Media promosi dan publikasi: Website, Iklan koran, pamfletnya, dll
Tempat mapun stannya: Plang, interior ruangannya, dll
Branding perushaan yang masih kabur, apakah dominan warna oranye atau warna hijau.

Skema Perancangan media

Konsep media dalam komunikasi visual adalah memperkuat banding dan agar perusahaan memilki suatu system grafis yang paten serta mempermudah dikenali oleh pelanggan serta perencanaan out put media yang tepat.
Karakteristik media yang mempengaruhi desain
Cirri khas suatu media yang akan di keluarkan maka harus dapat mencitrakan suatu produk itu sendiri contohnya karakteristik media gaya desain bakso Cak Eko akan banyak dipengaruhi oleh
1. Asal = dari malang, yang kondisinya dingin serta daerahnya yang berada di pegunungan. serta terkenal dengan bakso Arema ingin memposisikan dengan bakso-bakso lain yang ada di malang.
2. Produk Bakso = makanan khas tradisional, yang memiliki image jajanan murahan, serta bagaimana media mampu merubah image tsb.
3. Nama merk perushaan= Cak Eko, bagaimana media mampu meningkatkan citra dari sebuah merk yang terkesan jajanan kampung sudah sering kita lihat seperti Pangsit Cak Jo, Bakmi Cak Karno, dll.

Aspek Desain Media Cetak
Penggunaan media cetak untuk membranding Produk seperti:
- Penggunaan desain daftar menu makanan
- Pembuatan Packaging bumbu bakso yang menarik, untuk ekspor keluar negri
- Pembuatan seragam untuk karyawan
- Pembuatan plang/ papan nama yang seragam, dll

Aspek Desain Multimedia
Penggunaan media elektronik untuk promosi produk yang lebih luas seperti:
- Penggunaan Sistem Grafis pada Website
- Iklan televisi yang mempunyai ide kreatifitas yang sama.
-
Integrated Marketing Communication
Integrated Marketing Communication digunakan sebagai dasar komunikasi searah dari Output desain, produk agar branding produk mudah dikenali serta satu kesatuan (terintegrasi dengan baik) dengan cara:
1. Membuat warna dasar Branding perusahaan.
2. Membuat Graphic Standard Manual Logo.
3. Membuat Sistem Grafis pada media promosi.
4. Membuat desain gaya Interior serta fasilitas maupun stan. Yang sama.

BAB II Strategic Planning Bakso Malang Kota 'Cak Eko'

BAB II Kajian Pustaka

A. STRATEGIC PLANNING
Salah satu solusi dan alternatif perlu dibuat rencana agar dapat merealisasikan tujuan dan melaksanakan kebijakan yang ditujukan untuk kemajuan suatu perusahaan (franchise). Dengan adanya perencanaan dapat mengurangi dampak dari masalah-masalah yang akan timbul. Meminimalkan kerugian dan mengantisipasi “perubahan”. Dalam rangka pencapaian tujuan suatu perusahaan salah satunya menggunakan strategic planning.
Ada beberapa teori strategic planning misalnya :

1. Strategi Blue Ocean
Dalam Blue Ocean Strategy, mereka menggambarkan samudra merah sebagai tempat dimana kebanyakan perusahaan bersaing, mencari pelanggan dari pasar yang sama (dalam satu tempat) sebagai pesaing mereka, perusahaan keluar dari samudra merah (disebut samudra merah karena dianalogikan dengan persaingan berdarah) dengan menciptakan ruang pasar pesaingnya di laut biru yang membuat kompetisi tidak relevan. Red Ocean Strategy berfokus pada konsumen yang ada dan memiliki ciri sebagai berikut :

Strategi Red Ocean:
- Berfokus pada pelanggan
- Bersaing di pasar yang ada ruang
- Menghadapi persaingan dalam suatu area
- Mengeksploitasi permintaan yang ada
- Membuat nilai trade-off biaya
- Mengejar diferensiasi atau biaya rendah


Strategi Blue Ocean:
- Fokus pada non- pelanggan
- Menciptakan ruang pasar pesaingnya
- Menjadikan kompetisi tidak relevan
- Menciptakan dan menangkap permintaan baru
- Break nilai-trade-off biaya
- Mengejar diferensiasi dan biaya rendah

4 Prinsip dalam Strategi Blue Ocean :
1. Istirahat dari kompetisi lalu merekonstruksi batas-batas pasar
2. Fokus pada gambaran besar, bukan angka
3. Menjangkau melampaui permintaan yang ada
4. Mendapat urutan strategis yang tepat.

Penerapan Visual dalam Strategic Planning.
Tentu tidak lepas dari aspek visual jika membahas mengenai pemecahan masalah khususnya di bidang pengembangan usaha (franchise). Aspek yang perlu diperhatikan dalam menciptakan promosi secara visual meliputi beberapa aspek desain seperti pembuatan poster, newsletter, dan media visual lainnya. Aspek desain tersebut meliputi Proximity, Alignment, Repetition, Contrast dan Grid. Tidak dibahas lebih lanjut.

B. STRATEGI MEDIA
Ada beberapa hal yang sebaiknya dipahami terlebih dahulu sebelum mulai menentukan strategi media. Pada prinsipnya strategi media berorientasi pada pemakaian media seefisien mungkin dengan dampak pesan sebesar-besarnya.
- Iklan merupakan bentuk komunikasi massa.
Dalam komunikasi massa, balikan (respon) seringkali tidak lancar. Untuk merancang pesan yang komunikatif, perencana iklan harus mengenal dengan baik sasaran komunikasinya.
- Profil Demografi
Mencari data yang dapat mendeskripsikan umur, jenis kelamin, penghasilan, tempat bermukim, pendidikan hingga pekerjaan
- Profil Psikografis
Berusaha mencari hubungan konsumen dalam mengkonsumsi produk, apakah konsumen adalah orang yang kompulsif, impulsif, konservatif, liberal, radikal, dependen, independen, pengambil keputusan, pengikut dsb.
- Profil Sosial Budaya
Dapat dimulai dengan karakteristik yang menjadi panutan atau dianggap penting oleh sasaran. Dapat pula dicari kelompok, figur, orang atau badan yang menjadi aspirasi, atau dikagumi, diidolakan.
- Profil Gaya Hidup
Dapat menggambarkan gaya hidup konsumen secara singkat. Bagaimana pola konsumsinya, apakah konsumen bergaya tradisional, modern atau avant garde. Juga dapat berupa data yang memperlihatkan aktifitas (sosial, bisnis, dll)
- Profil Produk
Dapat diuraikan dari tujuan dan fungsi produk, pembuatan, pembelian, sejarah, pemasarannya, analisa tentang produk dan kompetitornya.


C. MEDIUM BROSUR

Media Brosur termasuk kedalam media below the line dalam media advertising. Brosur biasanya memuat Informasi-informasi tambahan dan pada umumnya digunakan sebagai media pendukung. Bentuknya bisa bervariasi. Dengan menggunakan brosur, para pengiklan dapat menyampaikan informasi lebih banyak sehingga audiens mendapatkan infomasi yang menyeluruh. Informasi yang ditampilkan pada brosur bersifat mendetail.Brosur dapat pula menjadi alat komunikasi yang efektif untuk mengembangkan citra perusahaan. Biasanya brosur digunakan sebagai direct mail selling, memberikan penawaran-penawaran atau informasi suatu event secara mendetail. Kekuatan brosur dalam memberikan detail informasi sekaligus tetap menjaga kualitas tampilan merupakan kekuatan yang unik dari media ini. Pelung kreatif lain yang juga sering dimanfaatkan adalah olahan bentuk, lipatan, potongan atau keratan yang dapat dibuat sesuai citra yang ingin dibangun. Meskipun berangkat dari sejarah yang berbeda, pemanfaatan media ini seringkali dibuat dalam media yang bervariasi seperti bentuk flyer atau booklet informasi.





D. PENENTUAN KELAS MEDIA
Sebagai bagian dari strategi media, penentuan kelas media disusn berdasarkan matriks antara kemampuan yang tersedia dalam memproses informasi dan kebutuhan konsumen terhadap informasi itu. Dari kapasitas pemrosesan informasi pada beberapa media dapat dengan mudah diakses dan diproses oleh konsumen (low) tetapi beberapa media membutuhkan kemampuan konsumen dalam memproses informasi, artinya tidak semua konsumen dapat dengan mudah mengaksesnya, misalnya internet (high). Dari aspek kebutuhan konsumen akan informasi, ada media yang diakses karena kebutuhan konsumen yang tinggi (high). Konsumen cenderung aktif mencari informasi tersebut. Sebaliknya, ada yang tampil sebagai informasi yang mengepung konsumen tanpa adanya kebutuhan konsumen.


E PEMASARAN
Mempelajari fungsi-fungsi pemasaran sebagai solusi untuk memecahkan masalah dan mengembangkan usaha. Mengatur flow antara permintaan dan penawaran dalam suatu perusahaan, tugas Pemasaran yaitu :
- Merubah (Conversional)
Mengubah sikap orang-orang yang tidak menyukai sesuatu menjadi menyukainya
- Mendorong (Stimulation)
Mendorong / merangsang kebutuhan orang yang seula tidak berminat / tidak mengetahui suatu produk / jasa
- Mengembangkan (Developmental)
Membuat produk baru untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi
- Mengaktifkan lagi (Remarketing)
Mengaktifkan lagi einginan atas produk yang sudah menurun permintaanya
- Penyelarasan (Synchromarketing)
Merubah pola permintaan sehingga dapat sesuai dengan pola penawaran
- Memelihara (Maintenance)
Memelihara tingkat penjualan yang ada dalam menghadapi persaingan ketat
- Mengurangi (demarketing)
Mengurangi tingkat permintaan atas produk yang telah ada
- Merintangi (Counter)
Merintangi suatu keinginan produk / jasa

PUSTAKA


http://www.blueoceanstrategicplanning.com. (Akses : 8 September 2009)
http://www.bakso-cakman.com. (Akses : 8 September 2009)
http://www.mybakso.com. (Akses : 8 September 2009)
Modul DKV 3 : Strategi Media
Keller, Kotler. 2007. Manajemen Pemassaran : edisi 12

BAB I strategic Planning bakso Mlang Kota 'Cak Eko'

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Bisnis makanan adalah bisnis yang termasuk kategori long lasting. Dikatakan demikian karena manusia selalu membutuhkan makanan, seperti halnya membutuhkan sandang dan papan. Walaupun ‘kue’ yang tersedia dalam pasar cukup besar, tetapi pemain dalam bidang ini juga banyak.
Bakso Malang Kota ‘Cak Eko’ adalah salah satu pemain dalam ‘kue’ bisnis makanan di Indonesia. Sejak tahun 2006 Henky Eko Sriyantono mendirikan waralaba Bakso Malang Kota "Cak Eko". Dua tahun setelahnya tepatnya November 2008 waralaba tersebut telah berkembang menjadi 87 cabang di seluruh Indonesia. Saat ini cabang tersebut telah menembus angka 100 cabang. Menurut Cak Eko, begitu Henky Eko Sriyantono biasa disapa, banyaknya penggemar Bakso Malang Kota "Cak Eko"karena bakso malangnya memiliki banyak keunggulan antara lain dari rasa kuah dan varian isinya yang berbeda dengan kebanyakan bakso malang lain.
Berbeda dari warung bakso kebanyakan, Bakso Malang Kota ini menerapkan system franchise atau waralaba. Selain itu di setiap kedai baksonya tidak hanya menyediakan bakso tetapi juga beberapa jenis makanan lokal lainnya seperti rawon. Contohnya cabang di Serang yang menyediakan menu khusus yang tidak terdapat di cabang lain, seperti paket ayam goreng dan tempe mendoan. Menu spesial ini untuk menyiasati pengunjung yang menginginkan menu lain.
Keunggulan lain dari franchise Bakso Malang kota "Cak Eko" adalah sistem pengelolahannya yang mudah, transfer sistem operasional, pelaporan administrasi, SDM dan marketing yang mempermudah franchisee dalam mengolah bisnisnya, dan juga diberikannya pelatihan kepada karyawan di manajemen Bakso Malang Kota. Cak Eko juga menerapkan standar seperti warna oranye dan hijau yang digunakan sebagai acuan dalam semua kedai Bakso Malang Kota “Cak Eko”. Selain itu kerjasama yang baik dengan pihak franchisor, serta komitmen yang kuat dalam menjaga kualitas pelayanan sebagaimana telah diatur dalam Standar Operasional dan Prosedur yang ada juga mendukung eksistensi "Cak Eko”. Eksistensi Bakso Malang Kota ini juga muncul lewat internet melalui akun social networking facebook serta blog.
Cak Eko tahun 2008 lalu dinobatkan sebagai Young Entrepreneur Award. Menurut Executive Director of Ciputra Entrepreneur Program Margiman yang didaulat sebagai salah satu anggota tim juri YEA 2008, Eko pantas menyandang gelar pemenang karena sistem marketingnya sangat inovatif.
Setelah suskses dengan waralabanya di Indonesia, Eko berencana untuk membuka cabang Bakso malang Kota di Singapura dan California, AS. Dikutip dari www.alumniits.com ia berkata, "Saya bermimpi Bakso Malang "Cak Eko" bisa jadi McDonald-nya Indonesia. Makanya saya mau buka cabang bakso dalam waktu dekat ke Singapura dan California.”

1.1.2 Analisis SWOT
Berdasarkan uraian di atas kita dapat menganalisis SWOT (Strength, Weakness, Oppurtunity, Threats) Bakso Malang Kota “Cak Eko” sebagai berikut.

a. Strength
1. Kelezatan rasa bakso
2. Sistem franchise yang digunakan oleh kedai bakso. Dengan menggunakan sistem franchise atau waralaba memungkinkan ruang lingkup kedai ini semakin luas hingga menjangkau ke daerah-daerah.
3. Sistem pelatihan kepada karyawan baru membuat cita rasa bakso tetap terjaga
4. Menerapkan variasi menu dalam kedainya tanpa melupakan bakso sebagai menu andalan. Ini membuat konsumen yang sedang tidak ingin makan bakso misalnya, tetap makan di kedai bakso tersebut.

b. Weakness
1. Kami belum menemukan weakness dalam kasus ini

c. Opportunity
1. Kedai fast food mulai menjadi bagian dari hidup masyarakat Indonesia. Ini memudahkan Bakso Malang Kota untuk mendekat kepada konsumen.
2. Media baru atau internet menjadi media yang cukup efektif untuk memperkenalkan maupun mendekatkan diri pada konsumen, terutama kalangan muda.
3. Bakso adalah makanan yang disukai hampir semua kalangan di seluruh Indonesia.

d. Threats
1. Munculnya kompetitor sejenis

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan data di atas maka dapat dirumuskan permasalahan yang ada :
1. Eko ingin membuat sebuah produk baru yaitu bakso instan
2. Waralaba bakso malang Kota “Cak Eko” ingin dikembangkan hingga taraf internasional

1.3 Batasan Masalah
Dari masalah-masalah yang telah dirumuskan maka diperlukan batasan-batasan dalam penulisan proposal ini. Batasan diperlukan karena keterbatasan waktu serta sumber daya yang ada.
1. Dalam makalah ini tidak akan dibahas mengenai asal mula eko menemukan strategi marketing usahanya tersebut
2. Dalam makalah ini tidak akan dibahas penyelesaina masalah yang tidak berkaitan dengan dunia desain.

1.4 Rumusan Masalah
Dari uraian di atas kita dapat merumuskan masalah menjadi : bagaimana merancang sebuah strategi planning yang tepat untuk mendukung usaha Bakso Kota malang “Cak Eko” menuju franchise bertaraf internasional?

1.5 Ruang Lingkup
a. Ruang Lingkup Studi
1. Pada perancangan ini akan menggunakan pendekatan ilmu komunikasi, desain komunikasi visual, psikologi serta marketing.
2. Target audiens utama adalah keluarga, tetapi tidak menutup konsumen dari segmen lain untuk masuk
3. Menentukan strategic planning yang tepat untuk diaplikasikan pada target audiens yang dimaksud
4. Ruang lingkupnya adalah internasional

b. Output
Dari output yang muncul nantinya diharapkan dapat mendukung strategic planning Bakso Malang Kota “Cak Eko” menuju franchise bertaraf internasional. Output tersebut berbentuk integrated media communication.

1.6 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai adalah menyiapkan sebuah strategic planning yang tepat untuk mendukung Bakso Malang Kota “Cak Eko” menjadi sebuah franchise bertaraf internasional.

1.7 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah dapat memberikan gambaran seperti apakah strategi planning yang tepat untuk mendukung sebuah franchise local menjadi franchise bertaraf internasional.

1.8 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang pemilihan judul, masalah, ruang lingkup dan tujuan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Mencakup teori dasar yang melatar belakangi konsep yang dibuat sehingga mendapatkan data yang valid untuk menghasilkan output yang diinginkan.
BAB III METODE PENELITIAN
Menguraikan studi eksisiting, keabsahan riset, data serta tahapan logika pikir dalam menyelesaikan konsep ini.